the balebengong
Tempat Denpasar Berbagi Kabar
 
Wednesday, June 20, 2007
Ayam Dibui Menyiksa Polisi

-ini kabar setahun lewat. tapi tidak ada salahnya diposting. utk hiburan biar tidak terlalu tegang-


Kamis, 2 Februari 2006

Ada tiga tahanan di sel dari besi tersebut. Satunya sakit dan hanya duduk di lantai sel. Dua tahanan terlihat sehat. Tiap kali ada orang mendekat, mereka melotot. Keduanya mundur menjauhi jeruji besi. Mata mereka mengawasi curiga. Tapi mereka tak berani bertanya atau bahkan melawan orang yang mengganggu mereka.

Ketika tak ada orang di dekat bui itu, dua tahanan yang sehat kembali mendekati dinding jeruji. Mereka makan rumput di lantai sel. Selesai makan, dengan cueknya mereka buang kotoran seenaknya di dalam sel. Tanpa toilet. Juga tak dibersihkan.

Tak ada yang berani menegur atau memarahi tahanan itu. Kalau ada yang melakukannya bisa jadi malah dilihat banyak orang karena dipikir tak waras. Sebab tahanan yang dibui itu memang bukan manusia, tapi ayam.

Ayam dibui itu hanya ada di Polsek Denpasar Barat (Denbar), Bali. Ide kreatif ini muncul karena adu ayam alias tajen merupakan salah satu tindak kriminal paling banyak di Bali selain narkoba. Demikian pula di Polsek Denbar. Tajen dengan taruhan uang termasuk kategori judi. Bebotoh atau orang yang ikut bertaruh di tajen biasa ditemukan di banyak tempat. Namun sejak Made Mangku Pastika, yang putra Bali, jadi Kapolda pada 2003, tajen mulai ditertibkan.

Tajen yang biasa diadakan di sembarang tempat pun hanya diperbolehkan di kawasan tertentu. Sejak Jenderal Sutanto, operasi penertiban tajen makin keras. Bebotoh pun mulai mencari tempat-tempat tersembunyi. Namun operasi polisi juga makin gencar. Polisi dan bebotoh sering kucing-kucingan.

Bebotoh tak kalah pintar. Tak jauh dari tempat tajen digelar, biasa ada informan berjaga. Ketika ada polisi datang, penjaga tinggal memberi tanda. Dan, para bebotoh pun lari agar tak ditangkap polisi. Di tempat tajen hanya tertinggal ayam, kurungan, atau kisa. Oleh polisi, barang bukti berupa ayam itu dimasukkan di kisa, tas dari anyaman daun kelapa kering yang hanya muat satu ekor ayam. Namun kalau tetap dibiarkan dalam kisa, ayam-ayam itu tak bisa bergerak. Mereka keburu mati sebelum dijadikan barang bukti di depan hakim atau jaksa. Sudah lama hal ini jadi masalah.

Maka, eureka, muncul ide membuat sel khusus ayam tersebut oleh Polsek Denbar. Sel khusus itu berada di belakang ruangan Kanit Reskrim Polsek Denbar Iptu Yusantyo Sandy. Sejak Jumat pekan lalu, sel langsung penuh. Kebetulan anggota Polsek Denbar baru saja menggerebek tajen di daerah Jl Marlboro, Denpasar Barat. Barang bukti jago 15 ekor itu pun dimasukkan sel khusus berukuran sekitar 2m x 1m x 1m itu. Sementara bebotohnya tak satu pun bisa ditangkap.

Menurut Yusantyo sel khusus itu dibuat karena selama ini ayam barang bukti tajen sering tak terurus. Akibatnya, sebelum kasus dilimpahkan ayam itu sudah mati. Padahal agar bisa dilimpahkan ke jaksa, pemberkasan kasus harus lengkap termasuk tersangka, saksi, dan barang bukti ayam ataupun kisa. “Kalau tak lengkap ya tak bisa diproses,” katanya. Maka mau tak mau ayam itu pun dimasukkan sel khusus.

Namun menyimpan ayam sebagai barang bukti tentu jadi tugas tersendiri bagi polisi. Sel yang disediakan terlalu kecil untuk seluruh barang bukti sebanyak 15 ekor itu. Jadinya sesama tahanan pun berantem, bahkan sampai mati. Selain itu juga ayam itu harus dirawat meski tak ada yang bertugas khusus untuk itu. Ya, memberi makan atau minum paling tidak. “Anggota yang suka ayam biasanya bawa jagung untuk makan mereka,” ujar Yusantyo.

Kalau hanya memberi makan sih tak masalah. Persoalannya, tak ada anggota yang mau membersihkan kandang. Padahal tiap hari ayam itu pasti buang kotoran. “Jadinya ya bau,” aku Yusantyo. Tak heran, ayam itu pun sakit-sakitan. Selain karena luka bekas berantem dengan sesama jago, juga karena kondisi sel yang tak higienis. Jadilah, bukti 15 ekor itu pun tinggal tiga ekor. Artinya, kasus tak bisa dilimpahkan ke jaksa. Kalau sudah begini, jalan akhir yang biasa dilakukan adalah keluarnya surat tugas pemusnahan barang bukti.

Kalau pemusnahan barang bukti narkoba biasanya dibakar begitu saja. Tapi ayam masa begitu? Tentu akan lebih baik kalau ayam itu disembelih dulu baru dibakar dan diberi bumbu. Ditanya tentang hal ini, Yusantyo hanya diam tak menolak atau mengiyakan. [+++]

posted by The Balebengong 10:09 AM  
 
1 Comments:
Post a Comment
<< HOME

myprofile
Name: The Balebengong
Home: Denpasar, Bali, Indonesia
About Me: Tiap kabar bisa diceritakan di balebengong. Tidak harus kabar penting, kabar paling pribadi pun bisa. Sebab di balebengong, tiap orang bisa membuat cerita. Tidak hanya membacanya. Untuk berbagi kabar silakan kirim ke antonemus@yahoo.com atau slokainstitute@yahoo.com. Jika ada kabar penting bisa juga SMS ke 0817348794 atau telepon ke 0361-7989495
See my complete profile


previouspost
Buku Soal Pariwisata Bali dan Terorisme
Kumbasari
Bali Shanti Shanti Shanti
Antara Ovu(m)lasi dan Seni
Sanur Village Festival Kedua
MINIKINO SHORT FILMS
Gayas Serang Bali Timur
In Memoriam of Sekar
Liburan Sepi di Pasar Kumbasari
Eldah Terangkat Alang-alang


myarchives
April 2007
May 2007
June 2007
July 2007
September 2007


mylinks
TemplatePanic
Blogger


bloginfo
This blog is powered by Blogger and optimized for Firefox.
Blog designed by TemplatePanic.